Selasa, 01 November 2011

KUANSING






estival Perahu Baganduang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warni yang menarik. Festival menghias sampan tradisional ini diselenggarakan pada saat memasuki Hari Raya Idulfitri. Perahu baganduang mempunyai arti dua atau tiga perahu yang dirangkai/diikat menjadi satu (diganduang) menggunakan bambu dan dihiasi oleh berbagai simbol adat yang berwarna-warni. Tiap desa yang ada di daerah Kuantan Mudik dalam festival ini biasanya mengirimkan perwakilan perahunya untuk dinilai. Dewan jurinya terdiri dari tokoh adat dan ninik mamak yang akan menilai keindahan dan kelengkapan adat yang ada pada perahu peserta. Perahu peserta yang memiliki kriteria lebih, dari sisi keindahan dan adat, akan ditetapkan sebagai pemenang.
Festival yang merupakan simbol adat masyarakat Kuantan ini sebenarnya memiliki sejarah panjang. Konon, tradisi berlayar dengan perahu baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Lambat laun tradisi berlayar ini kemudian dipakai untuk mengantar air jeruk (limau) oleh menantu ke rumah mertua dalam tradisi menyambut Hari Raya Idulfitri. Dalam tradisi masyarakat Kuantan, memang terdapat kebiasaan ritual mandi jeruk (mandi balimau), sebagai simbol perbersihan diri pada pagi hari menjelang Hari Raya Idulfitri. Nah, kebiasaan menggunakan perahu tersebut dirawat dan dipelihara masyarakat setempat dan kini diwujudkan melalui Festival Perahu Baganduang
Festival Perahu Baganduang merupakan acara lomba yang terbilang ramai dan sekaligus merupakan ritual yang mencerminkan kebesaran adat masyarakat Kuantan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari antusiasme kedatangan masyarakat Kuantan serta pernak-pernik hiasan perahu yang digunakan dalam festival ini. Wisatawan yang berkunjung ke festival ini dapat menyaksikan parade perahu yang di atasnya dibangun rumah-rumahan yang dihiasi dengan berbagai simbol adat yang berwarna-warni, yang sering dinamakan oleh masyarakat setempat dengan nama gulang-

gulang. Rumah-rumahan yang dibangun di atas perahu tersebut juga dilengkapi dengan umbul-umbul dan peralatan pusaka tradisional yang ikut menambah cita rasa tersendiri bagi perayaan festival ini.
Bagi wisatawan yang menyaksikan Festival Perahu Baganduang ini juga dapat mengunjungi obyek wisata lain yang tak seberapa jauh dari lokasi penyelenggaraan, seperti Air Terjun Guruh Gemurai dan air terjun lainnya di Desa Cengar.
Kecamatan Kuantan Mudik, tempat berlangsungnya Festival Perahu Baganduang, berjarak sekitar 21 km dari Kota Teluk Kuantan. Untuk menuju Kota Teluk Kuantan wisatawan dapat menggunakan kenda Festival Perahu Baganduang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warni yang menarik. Festival menghias sampan tradisional ini diselenggarakan pada saat memasuki Hari Raya Idulfitri. Perahu baganduang mempunyai arti dua atau tiga perahu yang dirangkai/diikat menjadi satu (diganduang) menggunakan bambu dan dihiasi oleh berbagai simbol adat yang berwarna-warni. Tiap desa yang ada di daerah Kuantan Mudik dalam festival ini biasanya mengirimkan perwakilan perahunya untuk dinilai. Dewan jurinya terdiri dari tokoh adat dan ninik mamak yang akan menilai keindahan dan kelengkapan adat yang ada pada perahu peserta. Perahu peserta yang memiliki kriteria lebih, dari sisi keindahan dan adat, akan ditetapkan sebagai pemenang.
Festival yang merupakan simbol adat masyarakat Kuantan ini sebenarnya memiliki sejarah panjang. Konon, tradisi berlayar dengan perahu baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Lambat laun tradisi berlayar ini kemudian dipakai untuk mengantar air jeruk (limau) oleh menantu ke rumah mertua dalam tradisi menyambut Hari Raya Idulfitri. Dalam tradisi masyarakat Kuantan, memang terdapat kebiasaan ritual mandi jeruk (mandi balimau), sebagai simbol perbersihan diri pada pagi hari menjelang Hari Raya Idulfitri. Nah, kebiasaan menggunakan perahu tersebut








dirawat dan dipelihara masyarakat setempat dan kini diwujudkan melalui Festival Perahu Baganduang Kecamatan Kuantan Mudik, tempat berlangsungnya Festival Perahu Baganduang, berjarak sekitar 21 km dari Kota Teluk Kuantan. Untuk menuju Kota Teluk Kuantan wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi/umum dari Kota Pekanbaru. Jarak antara Kota Teluk Kuantan dan Kota Pekanbaru kurang lebih 150 km dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar tiga jam. Setelah tiba di Kota Teluk Kuantan, wisatawan dapat menggunakan jalur darat menuju Kuantan Mudik, tempat berlangsungnya Festival Perahu Baganduang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar